Puluhan Pelajar SMA Islam PB Soedirman Kaji Literasi Budaya dan Toleransi di Kampung Loloan
- account_circle Ed27
- calendar_month Kamis, 22 Mei 2025
- visibility 547
- comment 0 komentar

suarajembrana.com – Sebanyak 50 anak SMA dan 5 pendamping sekolah PB Soedirman Bekasi, Jawa Barat mengkaji tentang budaya, adat istiadat, dan seni kampung Loloan. Tepatnya Loloan Timur, Kecamatan Jembrana, Jembrana-Bali di rumah panggung milik Datuk Haji Idris.

Diketahui SMA Islam PB Sudirman Bekasi merupakan Sekolah Menengah Atas swasta Islam yang terdapat di Bekasi. Sekolah ini Standar Nasional menuju ke RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional). Menyelenggarakan kelas layanan Akselerasi, kelas khusus unggulan, Kelas Saint dan Kelas Entrepreneur.
Wakesek (Wakil Kepala Sekolah) Muhroni, S.S.I, M. Pd. katakan, kunjungan merupakan jalin silaturahmi dalam rangka Taaruf (mengenal lebih dekat/pasti) terutama tentang artikulasi budaya dan toleransi di Kampung Loloan.
“Hal ini cukup unik dan tidak ditemukan di daerah lain. Dan ini merupakan pendidikan langsung kepada anak didik. Yang kedepannya ketika menjadi seorang pemimpin, maka mengedepankan nilai toleransi. Dengan demikian benar-benar bisa menyatukan makna sebuah kerukunan umat beragama. Cakupannya sebagai warga negara yang mengedepankan persatuan yang utuh,” tutur Muhroni.
Menurutnya, ia mengetahui keberadaan Kampung Loloan yang di Kelurahan Loloan Timur itu dari situs media. Dimana memang di cari daerah tentang kerukunan umat beragama. Bukti Bhineka Tunggal Ika dan ini perlu ditingkatkan serta dijadikan contoh daerah-daerah lain di Indonesia.
“Maafkan untuk siswa dan siswi berjumlah 50 anak ini menanamkan, jiwa toleransi, jiwa memahami perbedaan, dan bisa berkolaborasi. Dengan latar belakang yang berbeda-beda agama. Siswa usai kegiatan di Bali membuat literasi karya tulis.
Sementara Lurah Loloan Timur Syukron Hadiwijaya, SH jelaskan, kunjungan SMA Islam PB Sudirman Bekasi sangat mengapresiasi. Inilah adalah wujud nyata budaya toleransi yang ada di kelurahan.
“Dan merupakan identitas yang di pupuk sejak turun temurun. Dan merupakan salah satu miniatur Indonesia. Yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, dan agama. Dan ini merupakan tradisi di daerah Kampung Loloan. Bahkan setiap ada permasalahan ataupun konflik diselesaikan secara damai,” jelasnya didampingi Bendesa Adat I Nengah Mahadiarta, Budayawan Loloan Musadat Johar, Dewan PKB H Muhammad Yunus dan Dewan PPP Ustadz Hasbil Maani.
Syukron jabarkan, dimana tokoh-tokoh pun lebih mengedepankan humanis dan harmoni tanpa emosi. Bahkan itupun bisa terjalin sampai saat ini dengan baik. “Ini adalah bukti toleransi yang telah diwariskan di jaga baik. Dan pendidikan toleransi ini, mari bersama menjaga, dan jangan sampai dirusak oleh budaya-budaya lain,” pungkasnya. ™
- Penulis: Ed27
Comment