Karang Taruna Mina Karya Buktikan Bangkitnya Generasi Muda
- account_circle Jokowae
- calendar_month Minggu, 27 Agt 2023
- visibility 167
- comment 0 komentar

Jembrana suarajembrana.com – Karang Taruna Mina Karya Desa Pengambengan, Kecamatan Negara mengambil tema bersama rakyat, kita bangkit, berusaha, dan berkarya, serta membangun negeri menuju masa depan yang gemilang. Berbagai event kegiatan selama 2 hari mengupayakan rasa kebersamaan dalam silaturahmi anak muda kreatif dan inovatif dalam mengisi hasil Kemerdekaan RI Ke-78 Tahun, Minggu (27/08).

Ketua Karang Taruna Mina Karya Desa Pengambengan Ahmat Jakariya katakan, kegiatan yang dilaksanakan selama 2 hari dari tanggal 26 Agustus terdiri berbagai lomba anak-anak dan para ibu-ibu. Untuk anak-anak lomba yang diselenggarakan memasukan paku dalam botol, makan kerupuk, balap kelereng, dan keranjang gantung. Sedangkan lomba bagi para ibu-ibu berupa makan kerupuk, keranjang gantung, dan tebak kata. Yang paling semarak karnaval dengan pakaian yang disiapkan dari peserta secara unik.
“Untuk tanggal 27 Agustus adalah gebyar karnaval umum dan pembagian hadiah.Yang menampilkan kelompok kebaya, pasangan unik, dandan cantik, pakaian unik dan kreatif. Acara di mulai dari pukul 14.00 wita hingga jelang magrib yang berlokasi di Lapangan Muara Indah, Dusun Muara Indah, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara. Tak ada kata telat dalam melaksanakan kegiatan ini adalah inisiatif masyarakat. Anggaran Karang Taruna Desa dan spontanitas bantuan dari para donatur,” jelasnya.
Jakariya juga tambahkan, rasa jiwa gotong-royong dan sifat kekeluargaan serta menanam rasa saling memiliki adalah kunci dalam membina organisasi. Kenapa acara ini baru diselenggarakan dikarenakan tak ingin berbenturan adanya kegiatan pemerintah, desa dan aktivitas sebagai nelayan di pesisir. Meramaikan bukan sekedar hanya hura-hura tapi memaknai serta membuktikan hasil dari sebuah kata perjuangan bangsa. Kreativitas lomba dan karnaval merupakan wujud rasa kekeluargaan serta nilai silaturahmi.
“Kegiatan ini juga menghidupkan para pedagang artinya menggairahkan sektor ekonomi masyarakat. Aneka dagangan pun telah disiapkan stand menyerupai basar, sehingga masyarakat bebas berdagang tanpa dipungut biaya tempat. Dan ditegaskan pula jaga kebersihan lingkungan karena sebagai umat beragama kebersihan sebagian dari pada Iman. Lomba dan karnaval peserta mendapatkan hadiah yang tanpa di bungkus artinya lebih mengutamakan bungkus dari bahan perabotan yang nantinya bisa dipergunakan lain,” paparnya.
Peserta pawai berbusana kostum Jangeran Suhaina (65) tahun menceritakan, selalu ikut serta disetiap event pawai karnaval baik di desa maupun kegiatan pawai-pawai seni dan budaya. Keseharian bekerja di di salah satu pabrik ikan di Desa Pengambengan. Busana hari ini bertema Jangeran ciri khas Banyuwangi. Dengan warna-warni unik dan menggunakan kosmetik ciri khas penari. “Tahun ini ikut dan alhamdulillah dapat juara lagi karena busana yang unik bersama yang lainnya menggunakan baju daun pisang kering. Dengan harapan tahun berikutnya ada kegiatan lagi, bukan mengejar hadiah akan tetapi bisa berpartisipasi di desa sendiri,” pungkasnya. *
- Penulis: Jokowae
Comment