Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Daerah » Pendidikan » Adat Tradisi Perjodohan Dara Pingitan di Kampung Muslim Loloan

Adat Tradisi Perjodohan Dara Pingitan di Kampung Muslim Loloan

  • account_circle Ed27
  • calendar_month Rabu, 20 Mar 2024
  • visibility 181
  • comment 0 komentar

Jembrana suarajembrana.com – Hampir luput dari ingatan kita dahulu di kampung Loloan, Jembrana Bali pernah menganut tradisi yang amat kuat khusus bagi kaum perempuan yang dibatasi ruang gerak berinteraksi dengan masyarakat luar. Setiap keluarga yang memiliki anak gadis menginjak dewasa langsung terikat dengan tradisi ini. Obralan tradisi adat, budaya dan kesenian Loloan sangatlah menarik yang langsung di baca yang tulis Raden Ashari.

banner 336x280

Penulis sejarah dan budayawan Raden Ashari menceritakan, dalil agama sebagai dasar kepatutan merupakan bentuk kepatuhan anak gadis terhadap kedua orang tua, karena maksud dari perlakuan itu sangat berkaitan dengan perjodohan dengan siapa kelak dia akan dipersandingkan. Lalu kemudian berjalannya waktu tradisi ini tidak terdengar lagi dalam sistem perjodohan, kini masyarakat telah melupakan dan tidak tertarik melanjutkan kembali, ada beberapa faktor yang mempengaruhi tradisi itu semakin luntur dan punah.

“Mula asal tradisi dara pingit ini bukanlah bawaan dari negeri asal (Bugis) tetapi mulai diajarkan oleh tokoh ulama pemimpin pesantren melalui dakwah dan fatwa memberi pengaruh sangat kuat terhadap norma kepantasan sikap seorang anak dara kepada orang tua dalam menghindari fitnah. Sehingga kontrol orang tua di dalam rumah mutlak diterima oleh seluruh anggota keluarga dengan penuh keikhlasan dan ketaatan,” tuturnya.

Ashari juga menjelaskan, gadis yang dipingit tidaklah sendirian terkadang di dalam rumah ada dua atau tiga orang perempuan saudara sekandung yang harus taat mengikuti aturan sampai batas waktunya mereka dilepas menerima pinangan dari seseorang lelaki. Pada kondisi seperti itu maka tabu baginya apabila berpandangan mata kepada seorang laki yang tidak diketahui dari mana asalnya.

“Berlaku biasa seorang gadis atau anak dara yang baru usia baligh usia 13 tahun sudah tidak leluasa lagi bermain dengan teman diluar rumah sehingga seharian mulai menekuni pekerjaan di dapur, menjahit dan menenun kain. Kemudian pada hari jadwal tertentu mereka bersama beberapa teman menghadiri pengajian di pesantren belajar pendalaman agama disamping itu sebagai kegiatan menghilangkan kejenuhan didalam rumah,” ungkapnya.

“Kala itu kampung Loloan sepi dari orang lalu lalang maka sangat sulit melihat anak gadis berada diluar rumah, tetapi apa yang tidak ketahui dari balik bilik rumah justru mereka mengintip setiap orang yang melintas di depan rumah,” katanya.

Ashari juga secara detail menyampaikan, ciri yang membedakan dara pingit dengan gadis pada umumnya adalah selalu menggunakan kain awik yang diselempang menutup kepala sampai kebawah dengan sedikit wajah tertutup. Wajah tertutup menghindari diri dari pandangan lelaki lain, namun bila terjadi sesuatu yang tidak terduga karena kebetulan si gadis bertatapan muka dengan seorang lelaki dia akan terperanjat dan tersipu malu, kejadian itu akan memberi dampak antara rasa jengah (malu), kagum atau rasa bersalah dan selanjutnya jadi diskusi menarik antara sesama temannya.

“Diantara sesama anak dara pingitan itu ada rasa kegelisahan. Apabila usianya mendekati dua puluh tahun (sebutan perawan tua). Pada kondisi yang demikian takada kekhawatiran orang tua terhadap kelangsungan jodoh, akan ada keluarga terdekat menghubungi untuk menanyakan sesuatu tentang anak gadisnya sampai kepada kesepakatan antara kedua belah pihak keluarga mengatur persyaratan dan penentuan hari pernikahan,” paparnya.

Secara gamblang Raden Ashari menuturkan, gadis pingit hanya diberi tahu dan menerima tawaran orang tua dia akan dijodohkan oleh seorang lelaki dari keluarga sepupu sendiri dan selama masa penantian sampai batas waktu untuk dinikahkan dia tidak akan pernah tahu rupa wajah calon suami itu, tetapi hanya mendengar cerita dari orang terdekat tentang sosok laki itu karena masih memilki ikatan darah keponakan dari bapak atau ibunya sendiri .

“Berjalannya waktu pesantren besar yang telah memberi aturan tentang tatanan dan norma kehidupan bermasyarakat harus kehilangan figur pemimpin kharismatik dan bahkan tidak ada pelanjut untuk memimpin perguruan tersebut,” ungkapnya.

Setelah kehilangan tokoh ulama lambat laun pengaruhnya semakin memudar hingga akhir tahun tujuh puluhan tidak terdengar lagi sebutan anak dara pingitan, terbuka pilihan teman hidup karena akses pendidikan tradisional dalam pesantren bergeser ke sistem pendidikan umum.

“Kemudian faktor lain adalah orang tua memberi pilihan anak gadis menempuh pendidikan formal terbuka sampai pada jenjang pendidikan menengah bahkan berlanjut ke perguruan tinggi,” katanya.

Ashari pun mengakhiri wawancara secara tegas bahwa tradisi anak dara pingit sangat melekat dalam pola ikatan perjodohan yang menjadi ciri kehidupan bermasyarakat di Loloan, pada akhirnya ditinggalkan oleh masyarakat sendiri dan bahkan tidak ada yang sanggup mengulang kembali. Tidak ada yang menyesali saksi terakhir dari nenek-nenek yang kini berusia enam puluh tahun lebih menjadi bukti bahwa perjodohannya telah mengikuti tradisi sebagai anak dara pingitan.

 

Penulis : Raden Ashari

  • Penulis: Ed27

Comment

Rekomendasi Untuk Anda

  • Paslon Tamba-Dana Diiringi Komunitas Seni Menuju KPU Jembrana

    Paslon Tamba-Dana Diiringi Komunitas Seni Menuju KPU Jembrana

    • calendar_month Kamis, 29 Agt 2024
    • account_circle Ed27
    • visibility 2.522
    • 0Komentar

    Jembrana suarajembrana.com – Pasangan calon Tamba-Dana (I Nengah Tamba,SH. dan Made Suardana S.T., M.Sos.) mendaftarkan diri ke KPU Jembrana dengan diiringi para komunitas seni dari Jegog, rebana, jatilan, blegenjur, dan barongsai. Berangkat dari posko kemenangan sejauh 3 KM. Yang sebelumnya melakukan deklarasi di Jalan Sudirman nomer 45, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, Kamis (29/08/2024). I Nengah […]

  • Kawal Program BAAS, Bupati Tamba dan Wabup Ipat Kompak Kunjungi Anak Stunting

    Kawal Program BAAS, Bupati Tamba dan Wabup Ipat Kompak Kunjungi Anak Stunting

    • calendar_month Jumat, 1 Mar 2024
    • account_circle Ed27
    • visibility 135
    • 0Komentar

    Jembrana – Bupati Jembrana I Nengah Tamba dan Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna (Ipat) kembali mengunjungi anak stunting yang menjadi anak asuhnya dalam program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) yang dimulai pada Desember tahun lalu. Bupati Tamba mengunjungi anak asuhnya yang tinggal di Banjar Pangkung Buluh dan Banjar Peh Desa Kaliakah sedangkan […]

  • Kapolres Jembrana Berikan Bea Siswa Kepada Anak Anggota Polri Berprestasi

    Kapolres Jembrana Berikan Bea Siswa Kepada Anak Anggota Polri Berprestasi

    • calendar_month Kamis, 27 Jun 2024
    • account_circle Ed27
    • visibility 175
    • 0Komentar

    Jembrana suarajembrana.com – Kapolres Jembrana AKBP Endang Tri Purwanto, S.I.K, M.S.i., berikan bea siswa kepada anak anggota Polri yang berprestasi bertempat di Loby Mako Polres Jembrana. Kamis ( 27/6/2024 ) Penyerahan bea siswa tersebut di rangkaikan dengan kegiatan apel siang personil Polres Jembrana yang di hadiri oleh Waka Polres Jembrana Kompol I Made Katon, S.H., […]

  • Kapolres Jembrana Perketat Pintu Masuk Bali Jelang WWF Nusa Dua

    Kapolres Jembrana Perketat Pintu Masuk Bali Jelang WWF Nusa Dua

    • calendar_month Kamis, 16 Mei 2024
    • account_circle Ed27
    • visibility 155
    • 0Komentar

    Jembrana suarajembrana.com – Dalam rangka memastikan keamanan World Water Forum (WWF) yang akan diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, Kapolres Jembrana, AKBP Endang Tri Purwanto, S.I.k, M.S.I., memimpin giat pengecekan pelaksanaan pengamanan Operasi Puri Agung 2024 di Pintu Masuk Bali, Pelabuhan Gilimanuk, Kamis (16/05/24). AKBP Endang Tri Purwanto tiba di Pos 2, Pelabuhan Gilimanuk, didampingi oleh […]

  • Komandan Posal Pengambengan Adakan Giat Simulasi Penanganan Bencana Tsunami di Wilayah Pesisir

    Komandan Posal Pengambengan Adakan Giat Simulasi Penanganan Bencana Tsunami di Wilayah Pesisir

    • calendar_month Sabtu, 26 Apr 2025
    • account_circle Ed27
    • visibility 212
    • 0Komentar

    suarajembrana.com – Dalam rangka Hari Peringatan Kesiapsiagaan Bencana, Komandan Posal Letda Laut (Pelaut) I Komang Didik Wirahadi lakukan giat bersama masyarakat pesisir. Hal ini merupakan binaan potensi maritim di wilayah Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana Bali. Yang merupakan Tupoksi dari Pos TNI AL meliputi mendukung operasi KAMLA (Keamanan Laut), bantuan pengamanan daerah, dan bantuan SAR […]

  • Usai dilantik, Kembang Ipat Fokus Tiga Program Prioritas di 100 Hari Kerja

    Usai dilantik, Kembang Ipat Fokus Tiga Program Prioritas di 100 Hari Kerja

    • calendar_month Sabtu, 1 Mar 2025
    • account_circle Ed27
    • visibility 156
    • 0Komentar

    suarajembrana.com – Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan bersama Wakil Bupati I Gede Ngurah Patriana Krisna (Bang-Ipat) dalam 100 hari kerja ke depan menargetkan tiga dari 24 program unggulan untuk segera bisa direalisasikan. Dirinya menyadari tantangan saat ini cukup sulit karena adanya efisiensi anggaran yang cukup besar dari pemerintah pusat.Meski demikian Bupati Kembang Hartawan bersama […]

expand_less