Wanita Tangguh, Pertahankan Kelestarian Tenun Songket dan Endek Jembrana
- account_circle Ed27
- calendar_month Selasa, 17 Jun 2025
- visibility 473
- comment 0 komentar

suarajembrana.com – Melestarikan tentu tenun songket Jembrana adalah karya kain dari jaman ke jaman. Beranjak dari usia anak baru lahir, kini 18 tahun berkarya dan tetap menekuni tenun songket. Suka duka pun dilakoni sebagai sosok wanita karir dan juga pekerja di salah satu kelurahan di Jembrana. Upaya pertama berjibaku langsung menenun. Hingga dinamika kehidupan pun semakin beranjak mandiri. Berusaha, bangkit, dan kokoh pasti bisa adalah modal berkarya demi keluarga.

Pengusaha Ani Galeri Ni Komang Ani Astuti (45) ceritakan, dinamika kehidupan adalah kunci menuju kesuksesan. Rintangan merupakan cambuk bagi diri, bisnis pun demikian. Tentunya songket dan kain endek buah karya turun menurun di Kelurahan Sangkaragung, Kecamatan, Jembrana, Jembrana Bali. Tepatnya di Lingkungan Panggung Gondang usaha yang awal didirikan 18 tahun. Saat itu anak baru lahir, dan mencoba dengan menenun sendiri, Selasa (17/6/2025).
“Gagasan dan ide kreatif pun lahir, dengan mengumpulkan teman-teman seprofesi dengan membentuk kelompok terutama sejenis pengepul. Jenis motif-motif klasik dan garis turun menenun. Seperti motif bulan bintang, jembatan cinta, pucuk rejuna, itik-itik dan toplokan. Dimana para pengrajin rumahan menyetor hasil karyanya dan untuk bahan dan benang itu sepenuhnya dari Ani Galeri,” ungkap Ani bersama anak laki semata wayangnya.
Ani jelaskan, ada berjumlah 111 orang hingga kini tetap tekun, ada beberapa juga bisa dikatakan non aktif. Salam arti non aktif itu dikerjakan dari sore hingga malam hari. Untuk hasil produksi tidak menentu itu tergantung dari pengrajin. Untuk 20 orang itu dikerjakan rutin secara aktif. Sementara 6 orang di Ani Galeri rutin bekerja disini. Istilah ada yang setor hasil karya tenunnya.
“Untuk hasil produksi tenun awalnya lokal, kini sudah merambah keluar. Saat itu baru berdiri 2 tahun sudah bisa sampai jual keluar. Bahkan difasilitasi sama Pemerintah Kabupaten Jembrana hingga Provinsi Bali sampai pameran ke Jakarta,” katanya.
Menurutnya, fasilitas dari BKKBN, Bank BPD, dan instansi-instansi yang lain. Yang paling membanggakan adalah fasilitas langsung dari Dinas Perindustrian Kabupaten Jembrana. Bahkan tetap dilakukan pendampingan bagi para pengerajin dan pengusaha tenun di Jembrana.
“Harapan semoga tetap signifikan, untuk jenis pakaian adatnya Pemkab sudah pakai endek. Ini lebih kepada nilai melestarikan adat dan budaya yang ada di Kabupaten Jembrana. Dalam berkolaborasi banyak juga yang sudah memesan dari instansi. Mulai dari desa/kelurahan, dan kecamatan, serta organisasi. Bahkan ada juga di pakai sebagai cenderamata dari kalangan TNI dan Polri. Itu biasanya di pesan bermotif Jalak Bali, Makepung dan Bulan Bintang,” ujarnya.
Ia juga sampaikan, untuk harga itu bersifat relatif, terutama Bulan Bintang seharga Rp.1, 5 juta. Itu menggunakan benang alami, sehingga corak warnanya benar-benar natural. Jika menggunakan benang biasa atau sintetis itu berkisar Rp.600.000, tapi tergantung desain dan motif. Tapi bila itu full tentu beda lagi harganya.
“Ibarat alam kehidupan itu mengalir dan berhembus seperti angin. Melangkah pasti sebagai sosok wanita dan mandiri. Jangan putus asa dan intinya berani berkarier untuk kelangsungan kehidupan,” pungkasnya. ™
- Penulis: Ed27
Comment