Jegog Spirit Festival 2025: 75 Sekaa Jegog Bergemuruh, Tiga Tokoh Legendaris Raih Lifetime Achievement
- account_circle Ed27
- calendar_month 2 jam yang lalu
- visibility 22
- comment 0 komentar

suarajembrana.com – Bukan gempa, melainkan dentuman bambu jegog yang menggema dan “menggetarkan” Kabupaten Jembrana. Jegog Spirit Festival 2025 sukses menyedot perhatian ribuan pasang mata dengan melibatkan 75 sekaa jegog dan sedikitnya 1.500 seniman yang memadati Anjungan Cerdas Mandiri (ACM) Rambut Siwi sejak Jumat (19/12) hingga Minggu (21/12).
Festival yang menjadi ajang perayaan seni tradisi khas “Gumi Makepung” ini menegaskan posisi Jegog sebagai identitas kultural masyarakat Jembrana yang terus hidup dan berkembang di tengah arus zaman.
Pada kesempatan tersebut, juga diserahkan Lifetime Achievement Award Jegog Spirit Festival 2025 kepada tiga tokoh penting dalam sejarah Jegog. Penghargaan diberikan kepada Kiang Geliduh, seniman agraris dari Banjar Sebual yang diyakini sebagai pecinta awal ansambel bambu Jegog sejak tahun 1912. Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada Suprig, tokoh yang menggabungkan Jegog dengan unsur tari dan silat sehingga menguatkan posisinya sebagai seni pertunjukan panggung, serta Ketut Swentra atau yang dikenal sebagai Pekak Jegog, maestro dari Desa Sangkaragung yang berjasa besar mengembangkan dan mempopulerkan Jegog hingga ke tingkat nasional dan internasional.
Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan didampingi Wakil Bupati IGN Patriana Krisna (Ipat) menegaskan, Jembrana bergetar bukan karena bencana alam, melainkan karena semangat para seniman dalam menjaga warisan leluhur.
“Hari ini Jembrana bergetar bukan karena gempa, tetapi karena dentuman bambu-bambu jegog yang dimainkan oleh para seniman kita. Saya menyaksikan langsung betapa luar biasanya semangat 75 sekaa jegog yang hadir di sini, semua dilandasi kecintaan terhadap seni budaya tradisi yang diwariskan oleh para pendahulu,” ujarnya.
Menurutnya, Jegog bukan sekadar musik, melainkan suara tanah Jembrana yang dimainkan dengan hati, gotong royong, dan kebersamaan. “Ketika orang mendengar Jegog, yang teringat adalah Jembrana. Melalui Jegog Spirit Festival 2025 ini, saya meyakini Jegog akan terus tumbuh subur dan tidak akan pernah punah,” tegasnya.
Sementara itu, mewakili Gubernur Bali, Kepala Biro Pengadaan Barang/Jasa dan Perekonomian Setda Provinsi Bali, I Made Budi Adiana, menyampaikan bahwa festival ini merupakan wujud nyata komitmen Pemerintah Kabupaten Jembrana dalam pelestarian, pembinaan, pengembangan, serta pemanfaatan seni budaya daerah. Terlebih, Jegog telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda nasional.
“Jegog bukan sekadar seni pertunjukan, tetapi identitas jati diri dan kebanggaan masyarakat Jembrana yang diwariskan secara turun-temurun,” katanya.
Melalui festival ini, pihaknya berharap tercipta ruang ekspresi bagi para seniman Jegog, mendorong regenerasi pelaku seni, serta memperkuat peran generasi muda agar tetap mencintai dan melestarikan warisan budaya leluhur di tengah derasnya globalisasi dan modernisasi.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Bali, kami menyampaikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Bupati Jembrana beserta jajaran atas komitmen dan kerja kerasnya sehingga festival ini dapat terselenggara dengan sangat baik, terkonsep, dan berkelanjutan,” ujarnya. ™
- Penulis: Ed27

Comment