Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Daerah » Pendidikan » Adat Tradisi Perjodohan Dara Pingitan di Kampung Muslim Loloan

Adat Tradisi Perjodohan Dara Pingitan di Kampung Muslim Loloan

  • account_circle Ed27
  • calendar_month Rabu, 20 Mar 2024
  • visibility 322
  • comment 0 komentar

Jembrana suarajembrana.com – Hampir luput dari ingatan kita dahulu di kampung Loloan, Jembrana Bali pernah menganut tradisi yang amat kuat khusus bagi kaum perempuan yang dibatasi ruang gerak berinteraksi dengan masyarakat luar. Setiap keluarga yang memiliki anak gadis menginjak dewasa langsung terikat dengan tradisi ini. Obralan tradisi adat, budaya dan kesenian Loloan sangatlah menarik yang langsung di baca yang tulis Raden Ashari.

banner 336x280

Penulis sejarah dan budayawan Raden Ashari menceritakan, dalil agama sebagai dasar kepatutan merupakan bentuk kepatuhan anak gadis terhadap kedua orang tua, karena maksud dari perlakuan itu sangat berkaitan dengan perjodohan dengan siapa kelak dia akan dipersandingkan. Lalu kemudian berjalannya waktu tradisi ini tidak terdengar lagi dalam sistem perjodohan, kini masyarakat telah melupakan dan tidak tertarik melanjutkan kembali, ada beberapa faktor yang mempengaruhi tradisi itu semakin luntur dan punah.

“Mula asal tradisi dara pingit ini bukanlah bawaan dari negeri asal (Bugis) tetapi mulai diajarkan oleh tokoh ulama pemimpin pesantren melalui dakwah dan fatwa memberi pengaruh sangat kuat terhadap norma kepantasan sikap seorang anak dara kepada orang tua dalam menghindari fitnah. Sehingga kontrol orang tua di dalam rumah mutlak diterima oleh seluruh anggota keluarga dengan penuh keikhlasan dan ketaatan,” tuturnya.

Ashari juga menjelaskan, gadis yang dipingit tidaklah sendirian terkadang di dalam rumah ada dua atau tiga orang perempuan saudara sekandung yang harus taat mengikuti aturan sampai batas waktunya mereka dilepas menerima pinangan dari seseorang lelaki. Pada kondisi seperti itu maka tabu baginya apabila berpandangan mata kepada seorang laki yang tidak diketahui dari mana asalnya.

“Berlaku biasa seorang gadis atau anak dara yang baru usia baligh usia 13 tahun sudah tidak leluasa lagi bermain dengan teman diluar rumah sehingga seharian mulai menekuni pekerjaan di dapur, menjahit dan menenun kain. Kemudian pada hari jadwal tertentu mereka bersama beberapa teman menghadiri pengajian di pesantren belajar pendalaman agama disamping itu sebagai kegiatan menghilangkan kejenuhan didalam rumah,” ungkapnya.

“Kala itu kampung Loloan sepi dari orang lalu lalang maka sangat sulit melihat anak gadis berada diluar rumah, tetapi apa yang tidak ketahui dari balik bilik rumah justru mereka mengintip setiap orang yang melintas di depan rumah,” katanya.

Ashari juga secara detail menyampaikan, ciri yang membedakan dara pingit dengan gadis pada umumnya adalah selalu menggunakan kain awik yang diselempang menutup kepala sampai kebawah dengan sedikit wajah tertutup. Wajah tertutup menghindari diri dari pandangan lelaki lain, namun bila terjadi sesuatu yang tidak terduga karena kebetulan si gadis bertatapan muka dengan seorang lelaki dia akan terperanjat dan tersipu malu, kejadian itu akan memberi dampak antara rasa jengah (malu), kagum atau rasa bersalah dan selanjutnya jadi diskusi menarik antara sesama temannya.

“Diantara sesama anak dara pingitan itu ada rasa kegelisahan. Apabila usianya mendekati dua puluh tahun (sebutan perawan tua). Pada kondisi yang demikian takada kekhawatiran orang tua terhadap kelangsungan jodoh, akan ada keluarga terdekat menghubungi untuk menanyakan sesuatu tentang anak gadisnya sampai kepada kesepakatan antara kedua belah pihak keluarga mengatur persyaratan dan penentuan hari pernikahan,” paparnya.

Secara gamblang Raden Ashari menuturkan, gadis pingit hanya diberi tahu dan menerima tawaran orang tua dia akan dijodohkan oleh seorang lelaki dari keluarga sepupu sendiri dan selama masa penantian sampai batas waktu untuk dinikahkan dia tidak akan pernah tahu rupa wajah calon suami itu, tetapi hanya mendengar cerita dari orang terdekat tentang sosok laki itu karena masih memilki ikatan darah keponakan dari bapak atau ibunya sendiri .

“Berjalannya waktu pesantren besar yang telah memberi aturan tentang tatanan dan norma kehidupan bermasyarakat harus kehilangan figur pemimpin kharismatik dan bahkan tidak ada pelanjut untuk memimpin perguruan tersebut,” ungkapnya.

Setelah kehilangan tokoh ulama lambat laun pengaruhnya semakin memudar hingga akhir tahun tujuh puluhan tidak terdengar lagi sebutan anak dara pingitan, terbuka pilihan teman hidup karena akses pendidikan tradisional dalam pesantren bergeser ke sistem pendidikan umum.

“Kemudian faktor lain adalah orang tua memberi pilihan anak gadis menempuh pendidikan formal terbuka sampai pada jenjang pendidikan menengah bahkan berlanjut ke perguruan tinggi,” katanya.

Ashari pun mengakhiri wawancara secara tegas bahwa tradisi anak dara pingit sangat melekat dalam pola ikatan perjodohan yang menjadi ciri kehidupan bermasyarakat di Loloan, pada akhirnya ditinggalkan oleh masyarakat sendiri dan bahkan tidak ada yang sanggup mengulang kembali. Tidak ada yang menyesali saksi terakhir dari nenek-nenek yang kini berusia enam puluh tahun lebih menjadi bukti bahwa perjodohannya telah mengikuti tradisi sebagai anak dara pingitan.

 

Penulis : Raden Ashari

  • Penulis: Ed27

Comment

Rekomendasi Untuk Anda

  • Polda Bali Dengarkan Curhat 40 Chief Security Bali

    Polda Bali Dengarkan Curhat 40 Chief Security Bali

    • calendar_month Jumat, 19 Apr 2024
    • account_circle Ed27
    • visibility 217
    • 0Komentar

    Denpasar suarajembrana.com – Polda Bali kembali menggelar Program Jumat Curhat. Jumat Curhat merupakan salah satu program unggulan dari Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si., dalam mewujudkan Polri yang Presisi. Untuk program tersebut, kali ini Polda Bali mendengarkan masukan dari seluruh pihak Chief Security pada beberapa Hotel dan Restaurant di Bali, yang bertempat di […]

  • Patroli Dialogis Kamtibmas Polres Jembrana Menjelang Pilkada Serentak 2024

    Patroli Dialogis Kamtibmas Polres Jembrana Menjelang Pilkada Serentak 2024

    • calendar_month Rabu, 24 Jul 2024
    • account_circle Ed27
    • visibility 242
    • 0Komentar

    Jembrana suarajembrana.com – Polres Jembrana melaksanakan kegiatan PADI MAS (Patroli Dialogis Kamtibmas) di wilayah hukumnya sebagai bagian dari upaya menjaga keamanan dan ketertiban menjelang Pilkada Serentak 2024. Dipimpin oleh Kapolres Jembrana, AKBP Endang Tri Purwanto S.I.K., M.Si., kegiatan ini mencakup kunjungan ke berbagai sekretariat partai politik, termasuk DPD Partai Nasdem, DPC PPP, dan DPD Partai […]

  • Kabag Log Polres Jembrana Hadiri Pelepasan Ikan Lomba Mancing

    Kabag Log Polres Jembrana Hadiri Pelepasan Ikan Lomba Mancing

    • calendar_month Sabtu, 30 Agt 2025
    • account_circle Ed27
    • visibility 2.485
    • 0Komentar

    suarajembrana.com – Kabag Log Polres Jembrana, AKP Ni Kadek Srianti, S.H., mewakili Kapolres Jembrana menghadiri kegiatan pelepasan ikan secara simbolis dalam rangka lomba mancing yang digelar serangkaian peringatan HUT Kota Negara ke-130 Tahun 2025, bertempat di kolam sekitar Gedung Kesenian Ir. Soekarno, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Negara, Sabtu (30/8/2025), pagi. Kegiatan yang dibuka langsung oleh Bupati […]

  • Dandim 1617/Jembrana Hadiri HUT Korpri Ke-52 Dan HUT PGRI Ke-78

    Dandim 1617/Jembrana Hadiri HUT Korpri Ke-52 Dan HUT PGRI Ke-78

    • calendar_month Jumat, 24 Nov 2023
    • account_circle Ed27
    • visibility 271
    • 0Komentar

    Jembrana suarajembrana.com – Perayaan Hari Ulang Tahun KORPRI ke 52 dan Hari Ulang Tahun PGRI ke 78 Tahun 2023 di Kabupaten Jembrana dimeriahkan dengan kegiatan Jalan santai, yang dipusatkan di Halaman Gedung Kesenian Dr. Ir. Soekarno, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana. Jum’at (24/11). Turut hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Jembrana I Nengah Tamba, SH, […]

  • Kisah Sejarah Dakwah Datuk Guru Haji Muhammad Sa’id Abad 1887 Masehi

    Kisah Sejarah Dakwah Datuk Guru Haji Muhammad Sa’id Abad 1887 Masehi

    • calendar_month Minggu, 12 Mei 2024
    • account_circle Ed27
    • visibility 549
    • 0Komentar

    Jembrana suarajembrana.com – Kisah sejarah Islam di Loloan pada abad 1887 Masehi dikisahkan keturunan ke-IV dalam hitungan keluarga besar. Salah satu keturunannya adalah tokoh Loloan Muhammad Idris Bin Sa’ad (71) tahun merupakan tokoh penggiat dan pelestari kesenian Burdah. Dalam perjalanan dakwah Datuk Guru Haji Muhammad Sa’id merupakan alim ulama yang cukup disegani sampai saat ini. […]

  • Polres Jembrana Serbu Makodim 1617/Jembrana dan Batalyon Mekanis 741/GN

    Polres Jembrana Serbu Makodim 1617/Jembrana dan Batalyon Mekanis 741/GN

    • calendar_month Kamis, 5 Okt 2023
    • account_circle Ed27
    • visibility 264
    • 0Komentar

    Jembrana suarajembrana.com – Kamis (5/10/2023) di siang hari, Polres Jembrana serbu Markas Kodim 1617/Jembrana dan Batalyon Mekanis 741/GN. Hal tersebut bukan karena sebab sengketa, namun lantaran ingin turut serta menyambut dan memberikan ucapan selamat Hari Ulang Tahun ke-78 TNI (Tentara Nasional Indonesia) dengan memberikan surprize kue tar. Seijin Kapolres Jembrana AKBP I Dewa Gde Juliana, […]

expand_less