Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Daerah » Pendidikan » Pengabenan Kusa Pranawa Kerangka Manusia Prasejarah Gilimanuk

Pengabenan Kusa Pranawa Kerangka Manusia Prasejarah Gilimanuk

  • account_circle Ed27
  • calendar_month Kamis, 1 Feb 2024
  • visibility 261
  • comment 0 komentar

Jembrana suarajembrana.com – Rangkain upacara pengabenan terhadap kerangka manusia prasejarah atau manusia purba di Museum Purbakala Gilimanuk, digelar pada Rabu (31/1).

banner 336x280

Berlangsung rangkaian Uleman Manggala Praja sebagai guru saksi yang dihadiri Bupati Jembrana I Nengah Tamba, Wabup I Gede Ngurah Patriana Krisna, Sekda I Made Budiasa, Pj. Gubernur Bali yang diwakili Staf Ahli Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kapolda Bali yang diwakili Kabid Labfor Polda Bali, Asisten Laboratorium Bioantropologi & Paleoantropologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada dan undangan lainnya.

Upacara dengan mengambil tingkatan Ngaben Kusa Pranawa yang berarti upacara pengabenan dengan menggunakan simbol berupa sarana pengawak daun alang-alang yang merupakan simbolis badan manusia sehingga jasad atau kerangka dibuatkan simbol.Dari ratusan tulang dijadikan dua sekah/puspa lingga (simbol roh) lanang istri untuk kemudian di sucikan secara hindu dan upacara ini di puput (prosesi upacara dipimpin) oleh lima orang sulinggih.

Selain menyucikan kerangka manusia prasejarah yang disimbolkan alang-alang tersebut, secara kolektif upacara pengabenan ini juga diikuti oleh masyarakat di Kabupaten Jembrana. Untuk ngaben kolektif masyarakat umum ini diikuti sebanyak 7 sawa, mamukur sebanyak 12 dan ngelungah sebanyak 26.

Sementara khusus dari kerangka manusia prasejarah Gilimanuk yang tersimpan di Universitas Gadjah Mada sebanyak 275 dilaksanakan upacara ngulapin di segara.

Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengatakan telah mencari informasi dan data-data terkait dengan apakah diperbolehkan untuk dilaksanakan upacara pengabenan Kusa Pranawa bagi kerangka manusia prasejarah Gilimanuk.

“Saya tidak tahu kawitannya (leluhurnya) ini siapa, ini kan kerangka manusia prasejarah yang ada di kabupaten Jembrana. Mungkin jika ini binatang prasejarah saya tidak ambil pusing, tapi karena ini manusia menjadi beban pikiran saya. Wajib saya sebagai Bupati untuk melaksanakan penyucian terhadap kerangka-kerangka manusi yang ada di Gilimanuk ini,” ungkapnya.

Bupati Tamba juga mengatakan pengabenan Kusa Pranawa dengan dilaksanakan kepada kerangka manusia prasejarah Gilimanuk yang tersimpan di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dengan cara ngulapin (memanggil) roh mereka untuk kembali ke Gilimanuk.

“Ternyata dalam perjalanannya, kami menemukan kerangka yang ada disini, ada juga di lab UGM. Sebanyak 275 ada kerangka disitu yang diteliti oleh para ahli di UGM. Secara Niskala seluruh kerangka atau roh yang ada disitu sudah kita panggil untuk pulang ke tanah Gilimanuk, hari ini kita sucikan dengan kita sebut sebagai pengabenan Kusa Pranawa,” kata Bupati Tamba.

Pihaknya juga menyampaikan terima kasih kepada Menparekraf yang telah memberikan dukungan serta Polda Bali, Pemerintah Provinsi Bali dan kabupaten lainnya di Bali yang telah bisa hadir untuk mendukung pelaksanaan upacara pengabenan Kusa Pranawa ini.

“Astungkara hari ini perwakilan dari Pak Kapolda dan Pj. Gubernur dan kesaksian Menteri parekraf bapak Sandiaga Uno saya mengucapkan terimakasih atas seluruh dukungan sehingga acara pengabenan Kusa Pranawa di Gilimanuk ini dapat berjalan dengan baik,” ujarnya.

Bupati juga memberikan apresiasi kepada seluruh Bendesa Adat dan masyarakat baik yang terlibat langsung maupun yang memberikan dukungan sehingga upacara pengabenan ini dapat terlaksana.

“Dan juga saya ucapkan terima kasih kepada Bendesa Adat se-kabupaten Jembrana, masyarakat Gilimanuk dan masyarakat se-Kecamatan Melaya yang sangat luar biasa, semoga dengan selesainya acara ini Jembrana akan menjadi lebih baik dan nyaman serta sukses menuju Jembrana Emas Tahun 2026,” lanjutnya.

Setelah upacara pengabenan Kusa Pranawa selesai, Bupati Tamba menyampaikan untuk sementara roh/atman yang telah disucikan akan dikembalikan ke laut karena bangunan untuk menyemayamkan roh-roh tersebut akan segera dibangun.

“Di anggaran perubahan ini kita akan membangun Gedong Purba, untuk saat ini setelah meajar-ajar kita larung dulu di segara (laut), nanti pada saatnya kita ngulapin (memanggil roh) baru kita linggihkan di Gedong Purba,” tuturnya.

Disisi lain, Dismas Rienthar Adhyaksa, Asisten Laboratorium Bioantropologi & Paleoantropologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengatakan kerangka manusia prasejarah Gilimanuk yang tersimpan di UGM diperkirakan berumur 2000an tahun. Selain disimpan, kerangka tersebut digunakan sebagai objek penelitian.

“Di Laboratorium Bioantropologi & Paleoantropologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menyimpan kerangka manusia Gilimanuk dengan usia diperkirakan itu 2000 tahun yang jumlahnya 275 individu. Yang kami lakukan selain menyimpan dan mengkonservasi, kami juga melakukan penelitian terutama yang berkaitan dengan Paleoantropologi yaitu semacam studi ilmu yang mempelajari penyakit-penyakit yang ada di manusia-manusia purba,” ucapnya.

Dikatakannya, kerangka manusia prasejarah Gilimanuk tidak hanya terdiri dari satu kelompok masyarakat, melainkan ditemukan sejumlah ciri-ciri berbeda pada kerangka yang diteliti.

“Di dalam situs Gilimanuk ditemukan berbagai variasi genetika yaitu mengindikasikan bahwa manusia-manusia yang di Gilimanuk yang dikuburkan disitu bukan berasal dari satu komunitas atau kelompok masyarakat saja. Kemungkinan itu berasal dari berbagai masyarakat di luar Gilimanuk. Dari indikasi itu, kami menginterpretasikan bahwa situs Gilimanuk itu boleh dibilang spesial, istimewa itu bisa karena disucikan atau memang cocok untuk penguburan,” jelas Dismas.

Terkait dengan Upacara Ngaben Kusa Pranawa, Dismas mengapresiasi apa yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana. Hal ini menurutnya sebagai wujud penghormatan terhadap kerangka manusia prasejarah sebagai leluhur masyarakat di Gilimanuk.

“Jasad-jasad mereka yang telah meninggal, membantu kita belajar berbagai hal tentang evolusi, migrasi, forensik hingga status kesehatan masa lalu yang dapat menjadi rujukan kita untuk membangun masyarakat yang lebih baik. Sudah selayaknya kita menghormati dan memperlakukan jasad-jasad tersebut seperti manusia yang masih hidup,” pungkasnya. ™

  • Penulis: Ed27

Comment

Rekomendasi Untuk Anda

  • Bupati Kembang Ikuti Upacara Melasti di Pantai Pangyangan

    Bupati Kembang Ikuti Upacara Melasti di Pantai Pangyangan

    • calendar_month Rabu, 26 Mar 2025
    • account_circle Ed27
    • visibility 449
    • 0Komentar

    suarajembrana.com – Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, turut serta dalam upacara Melasti yang digelar di Pantai Pangyangan, Kecamatan Pekutatan, Rabu (26/3) sebagai bagian dari rangkaian persiapan menuju Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1947. Upacara yang dihadiri oleh ribuan umat Hindu ini berlangsung khidmat, dengan diwarnai dengan tradisi spiritual dan budaya yang telah dilestarikan turun-temurun. […]

  • Lomba Makepung, Ratusan Pasang Kerbau Berpacu Meriahkan Jembrana Cup 2023

    Lomba Makepung, Ratusan Pasang Kerbau Berpacu Meriahkan Jembrana Cup 2023

    • calendar_month Senin, 16 Okt 2023
    • account_circle Ed27
    • visibility 278
    • 0Komentar

    Jembrana suarajembrana.com – Makepung sebagai salah satu tradisi khas dan budaya masyarakat Kabupaten Jembrana telah mewarnai dinamika daerah dan masyarakat Jembrana. Selain sebagai ekspresi seni budaya tradisional yang wajib dilestarikan dan dikembangkan, makepung juga merupakan daya tarik wisata yang potensial, karena ciri khas dan keunikannya yang tiada duanya di Bali dan bahkan di tingkat nasional […]

  • Bupati Mengajak Korpri dan PGRI Tingkatkan Kompetensi Diri Songsong Jembrana Emas 2026

    Bupati Mengajak Korpri dan PGRI Tingkatkan Kompetensi Diri Songsong Jembrana Emas 2026

    • calendar_month Sabtu, 18 Nov 2023
    • account_circle Ed27
    • visibility 207
    • 0Komentar

    Jembrana suarajembrana.com – Hari PGRI dan KORPRI di Kabupaten Jembrana diharapkan menjadi momentum untuk meningkatkan kinerja, profesionalitas, pengabdian dan selalu berinovasi. Khususnya PGRI, kinerja yang baik selama ini diharapkan menumbuhkan semangat kalangan pendidik untuk terus maju menuju Jembrana Emas 2026. Hal itu disampaikan Bupati Jembrana I Nengah Tamba saat acara Bupati Menyapa KORPRI dan PGRI […]

  • Bupati Tamba Serahkan Bantuan Karya Pitra Yadnya Kusa Pranawa Desa Adat Puseh Agung

    Bupati Tamba Serahkan Bantuan Karya Pitra Yadnya Kusa Pranawa Desa Adat Puseh Agung

    • calendar_month Minggu, 23 Jun 2024
    • account_circle Ed27
    • visibility 225
    • 0Komentar

    Jembrana suarajembrana.com – Desa Adat Puseh Agung Kecamatan Negara gelar Karya Pitra Yadnya Kusa Pranawa, Minggu (23/6). Sebanyak 160 sawa akan disucikan dalam upacara Atma Wedana atau Ngaben Massal yang dilaksanakan Desa Adat Puseh Agung. Bupati Jembrana I Nengah Tamba hadir dalam acara atma wedana itu mengapresiasi atas terselenggaranya upacara. “Tentu hal Ini menjadi wujud […]

  • Sinergi Pemkab Jembrana dan PLN Persero : Jaga Ekosistem Penyu Jembrana Tetap Lestari

    Sinergi Pemkab Jembrana dan PLN Persero : Jaga Ekosistem Penyu Jembrana Tetap Lestari

    • calendar_month Kamis, 10 Jul 2025
    • account_circle Ed27
    • visibility 176
    • 0Komentar

    suarajembrana.com – Sebagai upaya pelestarian satwa laut, Bupati I Made Kembang Hartawan bersama General Manager PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali (UIT JBM) Bapak Handy Wihartady melaksanakan pelepasliaran anak penyu/tukik di Kelompok Pelestari Penyu (KPP) Jagat Kerthi, Desa Pekutatan, Kecamatan Pekutatan, Kamis (10/7). Kegiatan tersebut serangkaian dengan penyaluran bantuan Program Tanggung Jawab […]

  • Dandim 1617/Jembrana Buka Kembali Liga Tarkam di Desa Banyubiru

    Dandim 1617/Jembrana Buka Kembali Liga Tarkam di Desa Banyubiru

    • calendar_month Minggu, 10 Sep 2023
    • account_circle Ed27
    • visibility 246
    • 0Komentar

    Jembrana suarajembrana.com – Penyelenggaraan Liga Tarkam (Pertandingan Antar Kampung) menggeliat kembali merupakan olahraga tradisi kampung. Diselenggarakannya Liga Tarkam justru bisa menggairahkan ekonomi yang ada di desa. Lapangan 47 meter X 32 meter dengan jumlah 7 orang mirip dengan turnamen mini soccer. Uniknya pemain bisa menggunakan sepatu atau pun tidak. Dengan ketentuan aturan yang sama yaitu […]

expand_less