Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Daerah » Dinamika Anak Muda Jangan Takut Jadi Petani Bawang Merah, Petani Itu Adalah Sultan

Dinamika Anak Muda Jangan Takut Jadi Petani Bawang Merah, Petani Itu Adalah Sultan

  • account_circle Ed27
  • calendar_month Selasa, 5 Agt 2025
  • visibility 845
  • comment 0 komentar

suarajembrana.com – Anak muda bangkit dari keterpurukan dalam arungi arah kehidupan. Tak gentar bereksperimen di dunia bisnis, tumbang satu tumbuh seribu akal. Dukungan dan inovasi membuatnya bangkit jadi petani bawang merah. Walau sempat gagal menanam cabai dan bawang merah karena struktur hara tanah dengan ph yang tentu beda. Intinya jatuh bangun dan bangkit berjuang. Modal sebagai anak petani tradisional, kini anak muda bertani dengan tehnik modern.

banner 336x280

Modal awal 200 juta di tanam di tanah seluas 1 hektar, dengan rincian 15.000/kg kali harga bawang merah Rp.40.000 = Rp. 600.000.000. Kemudian di kurangi modal awal 200 juta. Maka kisaran 400 juta dalam genggaman. Tapi semua itu butuh ketekunan, kegigihan, dan semangat. Itu pun nanti ada pengurangan dari pupuk, biaya buruh dan juga pengepakan atau penyortiran.

Perintis Go Tani milenial I Ketut Sudiarta (43) ceritakan, awal merintis usaha tahun 2013 mendirikan sebagai distributor penjualan paket pulsa. Hingga dilanda Covid 19 tahun 2019 maka usaha itu pun gulung tikar. Hingga timbul polemik bisnis apa yang bagus dikerjakan untuk masa depan sebagai anak muda. Timbullah ide bentuk usaha yang tak lekang oleh jaman.

“Maka lahirlah bisnis pertanian karena saya lahir dari anak seorang petani. Belajar dari nol tanpa mengenal apa itu petani, dari mana harus mulai. Walau darah anak petani yang masih bersifat tradisional. Dimana ilmunya masih dasar dan mentok hanya itu-itu saja. Timbul kreatif ide manjadi petani yang lebih modern. Hingga mencoba menanam cabai, selama 1 tahun. Astungkara berhasil mempelajari cara menanam cabai. Walau jujur belum menikmati hasil yang signifikan,” ungkapnya, Senin (4/8/2025).

Sudiarta juga katakan, cambuknya menanam cabai gagal hasil, itu tak menyurutkan semangat untuk terus mencoba. Karena terlalu lama saat itu menggeluti tanaman cabai. Dengan masa panen selama 1 tahun. Hingga bangkit, melihat teman dari Sumatera yang sukses menanam bawang merah. Maka mencoba menanam bawang merah, yang akhirnya juga mengalami kerugian. Tapi upaya ini terus dilakukan dan mempelajari segi mana yang perlu dievaluasi.

“Hingga tercetus ide menamakan Go Tani (Generasi Muda Sukses) yang intinya mengajak anak muda untuk mau terjun sebagai petani. Dimana peluang sebagai petani itu sangatlah bagus. Jika dikaji petani dengan sistem tradisional tentu kurang menarik. Maka kita kemas dengan lebih ke sistem modern. Hingga tekun menanam bawang merah itu tahun 2024. Walau termasuk baru, awalnya impian kini menjadi sebuah kenyataan hidup,” jelasnya yang merupakan anak asli Jembrana.

Menurutnya, panen bawang itu di daerah Awen, Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara. Itu awak tahun 2025. Walau gagal pula panen, karena tanam bawang tidak boleh berdampingan tanaman padi. Musuh bawang merah itu adalah padi, yang mana obat-obatan padi itu sangat berpengaruh tumbuh kembangnya bawang merah. Modal saat itu habis, modal pinjaman bank juga di black list.

“Akhirnya beberapa teman digandeng sebagai investor. Hingga hasil riset untuk tanah di Jembrana, struktur tanahnya itu berpasir. Jika tanah itu keras berbentuk tanah liat, seperti tegalbadeng, Awen merupakan tanah padat dan kusam. Sehingga itulah sebenarnya kegagalan hasil tanam bawang,” papar Sugiarta.

Hingga ia menemukan struktur tanah bagus yang bercampur pasir di daerah Tegal Cangkring. Panen sekarang di luas sawah 1 hektar. Dan direncakan bulan depan akan memperluas masa tanam hingga 4 hektar. Dimana masa panen bawang merah itu 2 bulan sekali. Untuk varian bibit bawang di musim kemarau jenis Tajuk. Jika di musim hujan jenis Bima dari Brebes. Bisa juga biru batu atau batu Malang. Sama juga bibit dari Nganjuk, jenis bauci. Jenis ini merupakan tahan air saat musim penghujan.

“Untuk awal saat itu modal awal untuk lahan 1 hektar itu kisaran 200 juta. Untuk kebutuhan bibit 1,2 ton. Tapi dimasa tanam ke dua itu tidak ada lagi modal pengolahan lagi. Seperti pembuatan bedengan, dan alat pengairan. Maka paling butuh dana berkelanjutan sekitar 150 juta,” paparnya.

Sudiarta pun sampaikan, terkait harga, untuk harga naik turun di harga bawang merah signifikan adalah faktor cuaca. Katakata Brebes, Nganjuk dan Probolinggo itu pusatnya bawang. Tahun lalu itu mengalami kegagalan panen, sehingga stik nasional berkurang. Bahkan memasok ke luar pun sulit apalagi memenuhi kebutuhan daerah sendiri. Itulah menimbulkan lonjakan kenaikan harga bawang. HPP (Harga Pokok Penjualan) bibit bawang kisaran Rp.15.000 untuk petani.

Hasil panen bawang merah ini target pasar adalah Jembrana. Tidak melalui tengkulak tapi memasarkan sendiri, peking sendiri secara ritel. Maka dengan rincian luas 15.000/kg kali harga bawang merah Rp.40.000 = Rp. 600.000.000. Kemudian di kurangi modal awal 200 juta. Maka kisaran 400 juta dalam genggaman tangan anak muda. Untuk kebutuhan bawang merah di Jembrana perhari kisaran 10 ton.

“Bisnis bawang itu dalam jangka waktu 2 bulan sudah bisa di panen. Beda dengan coklat yang masa panen berjangka panjang. Sehingga peredaran uang lebih cepat di bawang. Petani bawang itu salah petani Sultan. Perawatan hanya fungisida, sehingga lebih cenderung ke pupuk anorganik,” ujarnya.

Sudiarta memberikan kiat jitu anak muda petani bawang adalah jangan lihat petani bawang sebagai petani, tapi lihatlah ini industri dan hasil industri. Bergelut sendiri, berjuang sendiri, berinovasi dan kerja profesional itu sebenarnya yang dilakukan anak muda sekarang. Petani itu kerja profesional, inovasi dan kreatif. Apapun jika dilakukan dengan tekun itu pasti bisa berhasil.

 

 

  • Penulis: Ed27

Comment

Rekomendasi Untuk Anda

  • Sukra Negara Santuni Keluarga Korban Tenggelam di Sungai Gelar

    Sukra Negara Santuni Keluarga Korban Tenggelam di Sungai Gelar

    • calendar_month Jumat, 25 Okt 2024
    • account_circle Ed27
    • visibility 4
    • 0Komentar

    Jembrana suarajembrana.com – Pejabat sementara (Pjs) Bupati Jembrana, I Ketut Sukra Negara menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban tenggelam terseret arus saat mandi di sekitar wisata Sungai Gelar, Banjar Palungan Batu, Desa Batuagung, Jembrana, pada Senin (30/9/2024) lalu. Ucapan tersebut disampaikan langsung oleh Pjs Bupati Jembrana saat menyerahkan santunan duka cita kepada keluarga korban […]

  • Walau Sempat Vakum, Event Makepung Gubernur Cup di Gelar Kembali

    Walau Sempat Vakum, Event Makepung Gubernur Cup di Gelar Kembali

    • calendar_month Minggu, 19 Nov 2023
    • account_circle Ed27
    • visibility 217
    • 0Komentar

    Jembrana suarajembrana.com – Setelah vakum selama 3 tahun, event Makepung Gubernur Cup kembali digelar, Minggu (19/11) di Sirkuit All In One, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara. Kembalinya digelar event ini ,terakhir digelar pada tahun 2019, mendapat sambutan positif dari masyarakat Jembrana. Makepung Gubernur Cup 2023 disaksikan langsung Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya didampingi Bupati […]

  • Uji Coba Mesin Pengolahan Sampah Jadi RDF, Bupati Optimis Atasi Gunung Sampah Peh

    Uji Coba Mesin Pengolahan Sampah Jadi RDF, Bupati Optimis Atasi Gunung Sampah Peh

    • calendar_month Kamis, 11 Jul 2024
    • account_circle Ed27
    • visibility 253
    • 0Komentar

    Jembrana suarajembrana.com – Bantuan mesin pengolahan sampah menjadi RDF (Refuse Derived Fuel) di kabupaten Jembrana dari PT Wisesa Global Solusindo mulai diujicobakan di TPA Peh, Desa Kaliakah, Kamis (11/7). Untuk memastikan mesin dapat beroperasi sesuai harapan, Bupati Jembrana I Nengah Tamba hadir melihat langsung uji coba mesin serta juga secara langsung mencoba menyalakan mesin yang […]

  • Car Free Day Jembrana Diaktifkan Kembali, Wargapun Sangat Antusias

    Car Free Day Jembrana Diaktifkan Kembali, Wargapun Sangat Antusias

    • calendar_month Minggu, 2 Mar 2025
    • account_circle Ed27
    • visibility 219
    • 0Komentar

    suarajembrana.com – Setelah sempat vakum, kegiatan Car Free Day (CFD) di Kabupaten Jembrana kini kembali hadir dan menjadi ajang warga Jembrana berolahraga dan berkegiatan bersama keluarga dipusat kota.CFD tidak hanya menghadirkan ruang bebas kendaraan untuk beraktivitas, tetapi juga menyediakan berbagai layanan kesehatan gratis, seperti pemeriksaan tensi darah dan gula darah. Tak hanya itu, para pengunjung […]

  • Kapolres Jembrana Hadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Baitul Muhtarifin

    Kapolres Jembrana Hadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Baitul Muhtarifin

    • calendar_month Minggu, 8 Okt 2023
    • account_circle Ed27
    • visibility 253
    • 0Komentar

    Jembrana suarajembrana.com – Masjid Baitul Muhtarifin Polres Jembrana menjadi saksi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang penuh makna pada Sabtu, 7 Oktober 2023. Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Kapolres Jembrana AKBP I Dewa Gde Juliana, S.H., S.I.K., M.I.K. Dengan tema “Dengan Meneladani Akhlak Rasulullah SAW Kita Tingkatkan Kinerja Dengan Ikhlas dan Cerdas Guna […]

  • Komandan Kodim 1617/Jembrana Penggemar Otomotif dan Pecinta Binatang

    Komandan Kodim 1617/Jembrana Penggemar Otomotif dan Pecinta Binatang

    • calendar_month Minggu, 23 Jul 2023
    • account_circle Ed27
    • visibility 274
    • 0Komentar

    Jembrana suarajembrana.com – Komandan Kodim 1617/Jembrana Letkol Inf.Teguh Dwi Raharja, S.sos. yang menggemari otomotif dan juga mengkoleksi binatang, merupakan sosok yang murah senyum. Dicelah tugas kesibukan tugas dan tanggung-jawab di militer, adalah mengisi senggang waktu. Memanfaatkan waktu secara baik dan terjadwal tentu hal yang mengasikkan. Selain rutin berolahraga lari sore, kecintaan pada dunia otomotif hal […]

expand_less