Desa Devisa Kakao Jembrana, Melepas Ekspor Kakao Fermentasi Ke Luar Negeri
- account_circle Ed27
- calendar_month 15 jam yang lalu
- visibility 68
- comment 0 komentar

suarajembrana.com – Desa BISA Ekspor merupakan pengembangan dari program Desa Devisa yang digagas Kementerian Keuangan melalui LPEI sejak 2019. Program perdana di Desa Devisa Kakao Jembrana, melibatkan 13 desa dengan 609 petani yang 14 persen di antaranya perempuan. Program perdana ini juga berfokus pada produk kakao fermentasi. Produk tersebut kini telah berhasil menembus pasar ekspor ke Perancis, Jerman, Belanda, Belgia, Jepang, dan Australia.

Teranyar, pada peluncuran program Desa BISA Ekspor juga ditandai dengan pelepasan ekspor simbolis dari tiga Desa Devisa binaan Indonesia Eximbank. Desa Devisa Kakao Jembrana melepas ekspor kakao fermentasi senilai Rp.12,4 miliar ke Perancis, oleh Menteri Perdagangan RI Budi Santoso, didampingi Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDT) Ahmad Riza Patria, serta Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan dan Wabup IGN Patriana Krisna, Selasa ( 9/9) di Koperasi Kakao Kerta Semaya Samaniya (KSS).
Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan bahwa program Desa BISA Ekspor merupakan kolaborasi antara Kementerian Perdagangan, Kementerian Desa, Kementerian Pertanian, LPEI (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia), serta sektor swasta seperti Astra. Tujuannya adalah memperluas akses ekspor bagi produk-produk unggulan desa.
“Kita sudah memetakan ribuan desa di Indonesia, dan ada sekitar 700 desa yang sudah siap ekspor. Bagi yang sudah siap, kami akan fasilitasi dengan pembeli internasional melalui perwakilan dagang di 33 negara. Sementara desa yang belum siap, akan kami bantu dengan pelatihan, pendampingan desain, dan standarisasi produk,” ungkap Menteri Perdagangan.
Ia juga menambahkan bahwa ekspor Indonesia tahun ini menunjukkan pertumbuhan signifikan. Target ekspor sebesar 7,1%, dan hingga Juli 2025 telah tercapai pertumbuhan sebesar 8,03%, melampaui capaian tahun sebelumnya yang hanya 2,29%.
Menurutnya, Koperasi Kakao KSS Jembrana menjadi percontohan karena telah menunjukkan kesiapan dalam hal produksi dan pengelolaan komoditas kakao. Menteri menyatakan pentingnya proses hilirisasi agar produk desa memiliki nilai tambah lebih tinggi. “Pasar global itu luas dan beragam. Ada segmen untuk bahan mentah, setengah jadi, maupun produk jadi. Kita akan bantu koperasi-koperasi seperti KSS agar mampu masuk ke pasar produk jadi, meskipun secara bertahap,” jelasnya.
Sementara itu, Wamendes PDT Ahmad Riza Patria menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi berbagai pihak dalam membangun desa agar lebih maju dan mandiri. “Kalau desa maju, Indonesia pasti maju. Kita punya potensi besar dari hasil pertanian, budaya, hingga inovasi kreatif. Pemerintah pusat akan terus mendukung, termasuk pembiayaan jika diperlukan,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan tentang pesan Presiden RI agar semua program dijalankan dengan prinsip 3T, Terbaik, Terbanyak, dan Tercepat. “Kita tidak boleh santai. Produk-produk desa harus terbaik kualitasnya, dalam jumlah yang banyak, dan cepat masuk ke pasar. Ini akan membuka lapangan kerja, meningkatkan ekonomi desa, dan pada akhirnya menyejahterakan masyarakat,” tambah Riza.
Bupati I Made Kembang Hartawan bersama Wabup I Gede Ngurah Patriana Krisna menyatakan komitmennya untuk terus mendampingi masyarakat desa agar mampu bersaing di level nasional maupun internasional. Program Desa BISA Ekspor menjadi salah satu langkah strategis untuk mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal.
“Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, daerah, dan sektor swasta, harapannya Jembrana dapat menjadi salah satu pionir desa ekspor yang berdaya saing tinggi di pasar global,” tandasnya. ™
- Penulis: Ed27
Comment