Mutiara Harmoni di Festival Ramadhan 1446 Hijrah di Desa Banyubiru
- account_circle Ed27
- calendar_month Rabu, 26 Mar 2025
- visibility 294
- comment 0 komentar

suarajembrana.com – Merangkai indahnya bulan suci Ramadhan 1446 Hijrah di Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana Bali. Mutiara Ramadhan tahun ini dengan ajang lomba Tahfiz se Desa Banyubiru, lomba adzan diikuti para lansia yang telah diselenggarakan di aula Kantor Desa Banyubiru. Dan malam ini dimeriahkan lomba Kotekan antar Remas (Remaja Masjid) yang diikuti 8 peserta se-Desa Banyubiru. Tujuannya adalah ajang aktivitas dan kreativitas serta inovasi anak muda. Acara di mulai pukul 22.00 wita usai sholat Taraweh, Selasa (25/03/2025).

Yang cukup membanggakan di Desa Banyubiru dimana pawai ogoh-ogoh mendapatkan juara dua tingkat kabupaten. Bertema “ulah pati karena judi” dan ini merupakan himbauan dan mengingatkan bahwa dampak judi dan bunuh diri dilarang oleh agama.
Perbekel Desa Banyubiru I Komang Yuhartono mengatakan dalam lomba Kotekan yang dinilai kreasi, alat tradisional yang digunakan, kekompakan tim yang tiap kelompok terdiri dari 7 sampai 20. Peserta berjumlah 8 kelompok dari Remas di Desa Banyubiru. Peserta tampil tanpa keliling kampung. Yang mana di tonton oleh warga sekitar lapangan Nurul Ikhlas, Banjar Airanakan, Kecamatan Negara, Jembrana Bali.
“Masing-masing peserta diberi batasi waktu maksimal 15 menit. Untuk penilain juri menilai kompesisi irama lagu/vokal, harmonisasi penjiwaan, dan kerapian/adab. Dimana tim akan tampil di atas panggung. Ramadhan tahun ini dengan ajang lomba Tahfiz se Desa Banyubiru, lomba adzan diikuti para lansia yang telah diselenggarakan di aula Kantor Desa Banyubiru,” jelas Yuhartono didampingi panitia.
Menurutnya hadiah lomba Kotekan senilai 4 juta sedangkan total festival Ramadhan bernilai 30 juta. Tapi kami bersama panitia penyelenggara mengedukasi peserta yang mengikuti lomba. “Dimana harapannya adalah bisa melahirkan ajang kreativitas dan inovasi. Cukup meriah juga dimana di lapangan dipenuhi pula para pedagang kuliner dari warga sekitar,” katanya.
Salah satu peserta Dicky Ahmad Wildan (18) tahun mewakili kelompok Remaja Masjid Al Insyirah Banjar Airanakan, Desa Banyubiru ikuti lomba Kotekan latihan selama 1 bulan. Dalam 1 tim tampil membawakan satu kreasi ciptakan tim. Kemudian dua lagu yang dikolaborasikan dengan menggubah aranseman. Dimana lagu tema Naruto, Upin Ipin dan Doraemon digubah bernafas tembang Islam.
Untuk alat musik menggunakan alat tradisional kentongan bambu, peleg bekas, dan tamborin. Untuk kostum juga bernafas Bali menggunakan udeng dan seragam serba pernak-pernik perada. Kekompakan juga selaras gerakan menyesuaikan irama lagu yang dibawakan selama 15 menit dari masing-masing peserta yang ikuti.
Dicky berharap musik irama sahur atau Kotekan tetap dipertahankan dan lebih berkreasi dan kreativitas serta berinovasi. Juara itu urusan nanti yang penting sebagai anak Desa Banyubiru bisa membuktikan bisa tampil. ™
- Penulis: Ed27
Comment