Dolphin Band Usung Genre Musik dari Event Hajatan Hingga Naik Panggung
- account_circle Ed27
- calendar_month Senin, 19 Mei 2025
- visibility 941
- comment 0 komentar

suarajembrana.com – Kalangan anak muda bahkan dewasa tak asing dengan grup band asal Negaroa Dolphin Band. Kumpulan anak muda berkarir dari panggung ke panggung dengan mendewasakan sebagai seniman musik. Band yang didirikan sejak tahun 2009, dan seiring waktu sering bergonta-ganti personil. Hingga kini 16 tahun tetap melangkah, dengan tetap aksi dari panggung ke panggung.

Dolphin Band merupakan Top 40 (Top Forty) umumnya mengacu pada grup musik yang fokus pada membawakan lagu-lagu hits yang populer atau sedang berada di tangga lagu. Band-band ini sering disebut sebagai “cover band” karena sebagian besar merupakan lagu-lagu yang sudah terkenal.
Salah satu personil Dolphin Band pemegang basis dan back vokal I Ketut Berlan Permanik (Berlan) katakan, bahwa bermusik itu asik, bahkan adanya 2 ruang studio justru bisa menghidupkan keluarga. Dari sewa alat dan perbaikan alat musik justru bisa hidup. Jatuh bangun dalam berkarir musik hal lumrah. Bukan dari sisi negatif, tapi positifnya. Intinya pasti karena karir.
“Awal karir bermusik ada keunikan tersendiri. Menawarkan bisa main dalam acara hajatan di Bali khususnya Negaroa. Yang mana identik dengan klasik seperti Rindik dan Joget Bumbung. Demikian pula di hajatan muslim, pasti identik dangdutan. Kenapa tidak kita coba mainkan alat musik lengkap. Dan liat jitu berhasil, walau pernah hanya di bayar dengan nasi kotak dan minum. Hingga hanya dari isu teman ke teman akhirnya bisa jadi band di bayar,” ungkap Berlan sambil mereparasi gitar.
Sementara sang vokalis dan pemain keyboard I Gede Jaya Kesuma Negara (Dede Broet) jelaskan, sebenarnya musisi band di Jembrana banyak yang mempunyai potensi cukup bagus. Hanya saja benang kusut birokrasi yang tetap dilema dan momok para musisi. Ruang-ruang yang sepantasnya jadi panggung masih dibatasi sekat dan persoalan. Intinya kita siap tampil dari panggung ke panggung. Selain tetap tampil di tiap event hajatan.
“Bahkan kami yang mengawali band bisa tampil di hajatan potong gigi, bahkan perkawinan. Kini menjamur ada grup-grup band mengisi itu dan lebih berwarna,” kata Dede.
Dede dan Berlan sepakat sampaikan, satu yang utama dalam mendirikan band adalah rasa kekeluargaan dan jujur. Bahkan sering kumpul dengan keluarga masing-masing bikin acara seperti bakar-bakar ikan dan makan bersama. Itulah harmoni musisi Negaroa yang penuh dinamika. Kami pun siap tanpa di bayar jika itu kegiatan amal dan bakti sosial.
“Kedepan pun ada harapan untuk ciptakan lagu, cuman masih di pendam. Diam itu adalah emas, maka kini kami masih menggali potensi emas dalam bongkahan batu dan tanah. Dan bermusik itu bisa menjadi ladang penghasilan asal benar-benar. Asal benar-benar bijak dan benar menjalankan profesi, tutur Berlan. ™
- Penulis: Ed27
Comment